Perhatian masyarakat tertuju pada banjir
bandang terjadi di Garut menyebabkan 34 orang meninggal dunia dan 19 orang
hilang. Rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan parah pada 20
September 2016.
Bersadarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), ada sekitar 1.784 rumah atau fasilitas umum rusak dengan perincian, 411
rusak berat, 239 rusak sedang, 970 rusak ringan, dan 164 hanyut terbawa banjir.
Banyak spekulasi muncul terkait banjar badang di Garut
salah satunya kondisi hulu
untuk Daerah Resapan Sungai (DAS) Cimanuk terdapat kawasan resapan air yang
telah banyak dilakukan alih fungsi lahan di Bayombong, Cikajang dan Pasir
wangi. Ditambah maraknya
penebangan hutan di wilayah Gunung Guntur, Papandayan, Darajat dan Cikuray.
Kondisi tersebut memicu peningkatan lahan kritis mencapai 50 ribu hektar.
Kepala Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna,
memprediksi penyebab banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut diakibatkan
oleh hulu Sungai Cimanuk yang rusak. Hal
itu terbukti dengan tidak lama saat turun hujan, dua sampai tiga jam kemudian
Sungai Cimanuk sudah dipastikan akan meluap di Tarogong Kidul. Artinya, tidak
ada tahanan air di daerah hulu sungai.
No comments:
Post a Comment